KONAWE SELATAN – LINGKARSULTRA.COM – Pemerintah Daerah Konawe Selatan mengikuti Forum Smart City Nasional mulai 24-27 Juni di salah satu hotel di Denpasar Bali. Kegiatan tersebut mengangkat tema “Tranformasi digital dan inovasi teknologi menuju Indonesia emas melalui pembangunan kabupaten dan kota cerdas 2024”.
Kegiatan itu diikuti oleh pemerintah provinsi, kabupaten dan kota se-Indonesia yang dirangkaikan dengan evaluasi program smart city.
Sebagai wujud dukungan implementasi program smart city, Pemda Konsel sendiri yang dikomandoi langsung Bupati Surunuddin Dangga, didampingi Kadis Kominfo, Annas Mas’ud, serta sejumlah OPD teknis telah menuntaskan Evaluasi Smart City tahap pertama pada tahun ini.
Implementasi Smart City di Konawe Selatan didasarkan dengan Peraturan Bupati No 76 tahun 2022 tentang master plan smart city Kabupaten Konawe Selatan yang ditindaklanjuti dengan pembentukan dewan smart city dan tim pelaksana smart city.
Kata Annas, Konsel sebagai salah satu peserta dari 100 kabupaten kota tahap kedua smart city yang telah dimulai sejak tahun 2021 lalu, dan diimplementasikan mulai tahun 2022. Selanjutnya, pada tahun 2023 telah dilakukan evaluasi sampai dengan tahun 2024.
“Kegiatan evaluasi ini, merupakan salah satu bagian dari kegiatan forum smart city nasional,” terang Annas.
Dalam keterangan tertulisnya, Annas menjelaskan, program smart city di Konsel, implementasinya diuraikan ke dalam enam dimensi antara lain, smart government, smart branding, smart economy, smart living, smart society dan smart environment.
“Berbagai inovasi telah kami paparkan kepada tim evaluator, baik inovasi dengan menggunakan dukungan teknologi informasi maupun inovasi program dan kegiatan yang bertujuan menyelesaikan permasalahan masyarakat, meningkatkan pelayanan kepada masyarakat maupun internal pemerintah,” jelasnya.
Salah satu yang menjadi inovasi andalan Pemda Konsel adalah pembukaan akses jalan darat ke Kecamatan Laonti yang mendapatkan apresiasi positif, mengingat sangat pentingnya akses jalan tersebut, sehingga memberikan alternatif untuk mengakses ke luar maupun ke dalam wilayah tersebut.
“Selain itu, program satu sehat menjadi perhatian tersendiri khususnya untuk penanganan stunting, kesehatan ibu dan anak serta pemberdayaan puskesmas dalam pemberian layanan primer kepada masyarakat,” terang Annas.
Ia juga menyatakan, inovasi dengan sentuhan teknologi informasi telah diimplementasi oleh BRIDA, melalui e-rida dimana layanan ijin penelitian dan perijinan lainnya yang berhubungan dengan BRIDA sudah dapat diakses secara online.
“Termasuk penggunaan teknologi pembayaran retribusi pasar dengan menggunakan aplikasi penunjang untuk menghindari kebocoran data,” ucap Annas.
Dirinya menyebut ada beberapa masukan pihak evaluator terhadap pelaksanaan evaluasi smart city di Konsel, diantaranya, perlunya kualitas dan kuantitas pertemuan dewan smart city, tim pelaksana smart city dengan melibatkan berbagai komunitas, lembaga kemasyarakatan untuk selanjutnya dapat mengukur dampak implementasi smart city pada masyarakat.
Kemudian, diperlukan penyajian secara lengkap terhadap base line pada data awal sebelum inovasi dilaksanakan serta dapat menampilkan berbagai capaiannya yang dapat disajikan secara kuantitatif maupun kualitatif.
“Dengan beberapa masukan itu, semoga saja kedepan pelaksanaan evaluasi smart city tahap kedua, Konawe Selatan dapat menampilkan capaian implementasi smart city secara lebih baik,” pungkas Annas Mas’ud.
Diketahui evaluasi smart city tahap pertama tahun 2024 sesuai jadwal diikuti oleh Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Wakatobi, Kabupaten Buton dan Kota Bau-bau.
Laporan: Lan