Besok Kepolisian Gelar Perkara Kasus Dugaan Perkosaan Pelajar SMA di Angata

Ilustrasi. Gambar Internet

KONSELLINGKARSULTRA.COM – Kepolisian Sektor (Polsek) Angata Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) Sulawesi Tenggara (Sultra), besok Selasa (23/3/2021) akan menggelar gelar perkara kasus dugaan perkosaan pelajar SMA asal Kecamatan Angata.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kapolsek Angata, AKP Yulianto melalui Kanit Reskrim, Aipda Ashar, Senin (22/3/2021).

Ashar menjelaskan, dalam menangani kasus tersebut pihaknya sudah memeriksa 3 (tiga) orang saksi yang dianggap mengetahui masalah ini.

“Kami sudah lakukan pemeriksaan saksi-saksi untuk mengetahui pokok permasalahan ini. Saksi yang telah diperiksa sebanyak tiga orang,” jelasnya.

Rencananya, lanjut dia, besok Selasa 23 Maret 2021 pihaknya sudah akan melakukan gelar perkara. Gelar perkara ini, kata dia, untuk menyimpulkan proses kasus ini.

“Besok akan kami lakukan gelar perkara untuk menentukan dapat ditingkatkan ke penyidikan, dan apabila hasil gelar menyimpulkan untuk dinaikkan ke penyidikan maka kami akan tindak lanjuti untuk penetapan tersangka,” terangnya.

Untuk diketahui, sebelumnya telah diberitakan bahwa seorang Pelajar SMA asal Kecamatan Angata inisial IR (17) diduga telah diperkosa oleh tiga orang pria.

Perkosaan itu terjadi setelah ia diajak ke acara lulo (tarian) di salah satu desa di Kecamatan Angata – Konsel belum lama ini.

Korban IR mengaku, kejadian pelecehan itu telah dua kali ia alami, kejadian kedua belum lama ini ia kembali dilecehkan oleh ED dan FB.

Atas dasar itu, Nurlan paman IR melaporkan kejadian itu di Mapolsek Angata dengan nomor laporan polisi No Pol : STMB/24/III/2021/Sek
Angata pada 14 Maret 2021.

Menurut keterangan Nurlan, bahwa saat ini laporannya telah diterima oleh Mapolsek Angata, bahkan saksi yang diminta oleh pihak
kepolisian telah ia hadirkan untuk dimintai kebenaran informasi ponakannya itu. “Kami sudah laporkan kejadian ini ke pihak berwajib,” kata Nurlan.

Nurlan menjelaskan, kejadian pada tahun 2020 akhir, ia baru mengetahui setelah IR mengalami sakit-sakitan, awalnya IR tidak mau menceritakan ketika dia pernah dilecehkan.

“Pertama dia tidak mau bilang, kalau habis diperkosa oleh tiga laki-laki, tapi saya lihat sakit-sakit terus dari dasar itulah saya cari tau,” kata Nurlan.

Terkait dengan persoalan itu, Nurlan sangat mengharapkan keadilan hukum atas apa yang menimpah ponakannya itu. Bahkan hingga berita
ini diterbitkan para pelaku belum diamankan polisi.

“Kami harapkan para pelaku segera diambil, karena sudah lama kami melapor, dua saksi teman ponakan saya kami sudah hadirkan juga,” harapnya. (Ndra16)